Jumat, 24 Januari 2014

Cerpen ^ o ^


Tak Sia – Sia
Karya : Bilqist Ummu Habibah ( IX.I )
               
               
Mentari mulai menampakkan diri. Memberi kehangatan dan kesejukan jiwa. Membuka jendela pagi menanti nyanyian burung. Hembusan angin sepoi, merasuk  sampai tulang-tulang dalam.
            Pagi ini, pagi yang begitu cerah. Pagi yang penuh semangat dan penuh kebahagiaan. Itulah yang dirasakan Genta hari ini. Dia begitu bersemangat karena hari ini Genta dan teman sekelompoknya yaitu Gea dan Geli akan mempresentasikan sebuah tugas dari guru seni budaya, yang tak salah lagi adalah pelajaran kesukaannya.
            Seperti biasa dan wajib dikerjakan, Genta memulai paginya dengan sarapan pagi, minta uang saku, lalu goes to school.
 ( setelah tiba dikelasnya )
  “ Assalamu’alaikum, haa...? kok sepi? Ini anak-anak pada kemana ya?”
  Genta merasa bingung. Tak seperti biasa kelasnya belum ada satu orangpun. Hanya Genta yang ada dikelasnya. Dengan sergap Genta mengangkat tangan kirinya, di depan mata.
“ Busyet dah, ini masih jam 6 lebih seperempat, pantesan aja anak-anak belum pada berangkat. Haduh, enaknya ngapain ya?”, Gentapun berfikir sejenak. “ Hem, aku latihan ngomong aja deh buat presentasi nanti.”
            Detik, menitpun sudah berjalan hingga menunjukkan pukul 06.35. Teman-teman Genta sudah berlalu lalang masuk ke kelas. Termasuk Gea dan Geli.
“ Hai, Ta. Tumben berangkatnya duluan dari kita.” Sapa Gea dan Geli sambil menaruh tas di pundaknya.
“ Iya dong, kita kan hari mau presentasi. Jadi, aku harus berangkat pagi”, jawab Genta sambil menaik dan menurunkan alis.
 “ Ha? Presentasi ? maksud kamu presentasi seni budaya?”, tanya Geli mengerutkan dahi.
“ Ya iyalah bro, seni budaya. Apa lagi coba?”, kata Genta percaya diri.
“ Haduh, Genta-Genta. Apa kamu nggak denger pengumuman kemaren. Presentasinyakan diundur minggu depan. Kamu sih ngobrol sama Rini”, jawab Gea menerangkan.
“ Ciyus kamu Li? Ya ampun ( sambil menepuk dahi ) aku bangung pagi, semangat OK, sia-sia aja deh nggak jadi presentasi. Aku kan udah latihan ngomong buat presentasinya. Huuuft....”, kata Genta sambil memonyongkan bibir seksinya. Gentapun sedikit kecewa dengan kesalahannya sendiri. Dia memang anak yang cerewet, suka ngobrol dan tidak pernah memperhatikan hal-hal penting jika dia sudah memasuki dunia bincang-bincangan. Gea dan Gelipun merangkul dipundak Genta.
“ Ya udah si nggak apa-apa. Berartikan minggu depan kita sudah siap dan langsung presentasi tanpa belajar ngomong dulu. Ya nggak?”, kata Gea.
“ Iya Ta, bener tu kata Gea, kita tinggal nunggu minggu depan aja buat presentasinya tanpa latihan ngomong, kan kamu udah belajar hari ini. Simpen dulu kata-katanya agar minggu depan nggak lupa”, sahut Geli kemudian. Gentapun menjawab, “ Hahaha, iya juga ya, bodoh aku ini. Ya udah deh, aku catat dulu ya kata-kata yang tadi”, Gentapun kembali ketempat duduknya, setelah berdiri dan dirangkul Gea dan Geli.
“ Sip deh.” Kata Gea dan Geli bersamaan.
  
1 Minggu kemudian..
Pagi yang ditunggu oleh Genta, akhirnya datang juga.
“ Hai ladys...” Sapa Genta tiba-tiba yang mengagetkan Gea dan Geli.
“ Ya Allah Genta, kamu bikin kaget aja deh, untung aku nggak jantungan gara-gara kamu.”, omel Gea yang sedang ngobrol dengan Geli.
“ Iya deh, maaf. Oh ya, hari inikan kita mau presentasi, nanti yang semangat ya..?”, kata Genta bersemangat.
“ Iya Genta, kita akan menampilkan yang terbaik deh, ya nggak ya’?” Jawab Geli.
“ Oke..”, Geapun ikut bersemangat.
  ( Ting tung..ting tung... sekarang memasuki jam pertama)
            Bel masuk sudah dibunyikan. Seluruh murid disekolah memasuki ruangan masing – masing. Seperti biasa sebelum pelajaran, anak-anak memulainya dengan berdo’a dan tadarus. Tak lama kemudian bu Gina, guru seni budaya memasuki kelas Genta.
“ Selamat pagi anak-anak.” Sapa bu Gina dengan suara lembut di mulut manisnya.
“ Selamat pagi bu...” anak-anak menjawab bersamaan.
“ Baiklah, anak-anak hari ini kelompok kalian masing-masing akan mempresentasikan tugas yang kemarin ibu berikan. Are you ready?”
“ Ready bu..” Jawab anak-anak serempak.
“ Kita mulai dari kelompok Genta” Kata bu Gina sambil menunjuk ke arah Genta.
“ Baiklah bu,” Jawab Genta tegas.
Genta, Gea, dan Gelipun maju didepan, seperti seorang guru yang akan mengajar murid - muridnya. Dengan membawa laptop sebagai penyimpan bahan presentasinya.
            Gentapun memulai presentasinya. Dia sanagat fasih berbicara. Kata demi kata dia baca dari layar monitor. Teman-temannyapun memperhatikan dengan seksama. Mereka kagum dengan Genta. Si anak cerewet dan suka ngobrol. Tak lama kemudian Genta mengakhiri presentasinya. Teman-teman dan bu Gina memberi tepuk tangan untuk kelompok Genta. Genta, Gea, Geli saling
berpelukan. Mereka merasa bahagia karena presentasinya hari ini sangat memuaskan dan Genta sadar bahwa usaha untuk berangkat pagi tak sia-sia baginya.




  

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

Animasi Lucu




Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Foto Saya
Hilda2099
Hi guys, welcome to my blog. I hope that this post can help you.
Lihat profil lengkapku